KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan tugas penulisan yang berjudul “Stratifikasi sosial”.
Tugas Penulisan tersebut adalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Ilmu Budaya Dasar di Universitas Gunadarma di Bekasi.
Dalam tugas Penulisan ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis.
Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan tugas penulisan ini. penulis berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal pada mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah, Amiin Yaa Robbal ‘ ‘Alamiin.
Galih Rakka Siwi
STRATIFIKASI SOSIAL
Pengertian
Masyarakat terbentuk dari individu-individu. Individu-individu yang terdiri dari berbagai latar belakang tentu akan membentuk suatu masyarakat heterogen yang terdiri dari kelompok-kelompok sosial. Dengan adanya atau terjadinya kelompok sosial ini maka terbentuklah suatu lapisan masyarakat atau terbentuklah masyarakat yang berstrata.
Masyarakat merupakan suatu kesatuan yang didasarkan ikatan-ikatan yang sudah teratur dan boleh dikatakan stabil. Sehubungan dengan ini, maka dengan sendirinya masyarakat merupakan kesatuan yang dalam pembentukannya mempunyai gejala yang sama.
Istilah Stratifikasi atau Stratification berasaldari kata STRATA atau STRATUM yang berarti lapisan. Karena itu Social Stratification sering diterjemahkan dengan Pelapisan Masyarakat. Sejumlah individu yang mempunyai kedudukan (status) yang sama menurut ukuran masyarakatnya. Dikatakan berada dalam suatu lapisan atau stratum.
Terjadinya Pelapisan Sosial
· Terjadi Dengan Sendirinya
Proses ini berjalan sesuai dengan pertumbuhan masyarkat itu sendiri. Adapun orang-orang yang menduduki lapisan tertentu dibentuk bukan bedasarkan atas kesengajaan yang disusun sebelumnya oleh masyrakat itu. Tetapi berjalan secara alamiah dengan sendirinya. Pengakuan-pengakuan terhadap kekuasaan dan wewenang tumbuh dengan sendirinya.
Oleh karena sifatnya yang tanpa disengaja inilah maka bentuk lapisan dan dasar dari pada pelapisan itu bervariasi menurut tempat. Waktu dan kebudayaan masyarakat di mana sistem itu berlaku.
Pada pelapisan yang terjadi dengan sendirinya, maka kedudukan seseorang pada suatu strata atau pelapisan adalah secara otomatis, misalnya karena usia tua, karena pemilikan kepandaian yang lebih, atau kerabat pembuka, tanah, seseorang yang memiliki bakat seni atau sakti.
· Terjadi Dengan Disengaja
Sistem pelapisan yang disusun dengan sengaja ditujukan untuk mengejar tujuan bersama. Di dalam sistem pelapisan ini ditentukan secara jelas dan tegas adanya wewenang dan kekuasaan yang diberikan kepada seseorang. Dengan adanya pembagian yang jelas dalam hal wewenang dan kekuasaan ini maka didalam organisasi itu terdapat keteraturan sehingga jelas bagi setiap orang ditempat mana letaknya kekuasaan dan wewenang yang dimiliki dan dalam suatu organisasi baik secara vertikal maupun secara horizontal.
Pembedaan Sistem Pelapisan Menurut Sifatnya.
Menurut sifatnya, maka sistem pelapisan dalam masyarakat dapat dibedakan menjadi :
a) Sistem pelapisan masyarakat tertutup
Didalam sistem ini pemindahan anggota masyarakat ke lapisan yang lain baik ke atas maupun kebawah tidak mungkin terjadi, kecuali ada hal-hal istimewa. Didalam sistem yang demikian itu satu-satunya jalan untuk dapat masuk menjadi anggota dari suatu lapisan dalam masyarakat adalah karena kelahiran. Sistem pelapisan tertutup ini kita temui misalnya di india yang masyarakatnya mengenal sistem kasta.
b) Sistem pelapisan masyarakat yang terbuka
Didalam sistem yang demikian ini setiap anggota masyarakat memiliki kesempatan untuk jatuh kelapisan yang ada dibawahnya atau naik ke lapisan yang ada diatasnya. Sistem yang demikian ini dapat kita temukan misalnya di dalam masyarakat di Indonesia sekarang ini. Setiap orang diberi kesempatan untuk menduduki segala jabatan bila ada kesempatan dan kemampuan untuk itu.
PEMBAHASAN
PERMASALAHAN STRATIFIKASI MASYARAKAT DI TUNGKAK SOROSUTAN DALAM KEADAAN STATUSNYA TERMASUK GOLONGAN BAGIAN BAWAH.
Masyarakat di Tungkak Sorosutan yang memakai sistem pinjam meminjam uang sebagai cara pemenuh kebutuhan. Walaupun minoritas masyarakat disana ada yang tidak memanfaatkan sistem ini sebagai pemenuh kebutuhan. Tetapi pada kenyataannya budaya pinjam meminjam uang ini sudah sangat melekat dalam kehidupan masyarakat di tungkak sorosutan ini.
Sistem pinjam meminjam yang dipakai mayoritas masyarakat Tungkak Sorosutan ini, secara tidak langsung mendorong peneliti untuk menilik strata sosial masyarakatnya. Strata sosial masyarakat adalah lapisan sosial yang membagi masyarakat berdasar kekayaan,kedudukan,dan kekuasaan menjadi tiga golongan, yaitu :
· golongan atas yang terdiri atas gololgan orang-orang yang memiliki kekayaan,kedudukan,dan kekuasaan diatas rata-rata orang pada umumnya ;
· golongan menengah yang terdiri atas orang-orang yang memiliki kekayaan, kedudukan,dan kekuasaan di atas standar tidak lebih dan tidak kurang ;
· golongan bawah adalah orang-orang yang tidak memiliki apapun untuk diandalkan atau yang sering disebut sebagai golongan orang-orang miskin.
Dan di Tungkak ini golongan menengah kebawah yang mendominasi. Sehingga kemampuan mereka untuk tidak pinjam meminjam uang sangat kecil. Hal itu karena terbatasnya kemampuan perekonomian masyarakat.
Oleh karena asumsi tentang adanya keterkaitan antara strata sosial masyarakat dengan sistem pinjam meminjam uang , yang kemungkinan antara si pemberi pinjaman melakukan kegiatan itu guna menambah kekayaan. Yang hal itu sangat penting guna mempertahankan status. Pemikiran semacam ini sangat mungkin dipengaruhi paham kapitalisme. Paham kapitalisme mendorong orang untuk menimbun kekayaan, yang salah satu caranya dengan meminjamkan uang dan membuat orang semakin kaya dan secara tidak langsung status mereka di masyarakat pun meningkat . Sedangkan si peminjam melakukan karena dorongan pemenuhan kebutuhan juga karena posisi mereka yang golongan bawah yang sangat kecil mengenyam pendidikan. Sehingga pengetahuan mereka tentang pinjam meminjam itu sangat kecil. Persoalan-persoalan inilah yang menuntut untuk diteliti lebih mendalam.
ANALISIS DAN SOLUSI
kasus di atas adalah tentang masyarakat di Tungkak Sorosutan yang memakai sistem pinjam meminjam uang sebagai cara pemenuh kebutuhan, budaya pinjam meminjam uang ini sudah sangat melekat dalam kehidupan masyarakat di tungkak sorosutan ini. Latar belakang terjadinya kasus diatas adalah kehidupan perekonomiannya yang semakin lama semakin meningkat, sangat dibutuhkan dana yang tidak sedikit, baik itu dari penjual maupun pembeli. Masyarakat yang sangat memerlukan dana sebagai pemenuh kebutuhan sehari-hari, tidak jarang memanfaatkan sistem pinjam meminjam. Walaupun kompensasi yang diterima dari meminjam uang itu berupa pengembalian uang beserta bunganya. Yang ada dalam pikiran masyarakat pada umumnya adalah bagaimana cara agar pemenuhan kebutuhan itu terpenuhi. Sistem pinjam meminjam yang dipakai mayoritas masyarakat Tungkak Sorosutan ini, secara tidak langsung mendorong peneliti untuk menilik strata sosial masyarakatnya. Dan di Tungkak ini golongan menengah kebawah yang mendominasi. Sehingga kemampuan mereka untuk tidak pinjam meminjam uang sangat kecil.
Hal itu karena terbatasnya kemampuan perekonomian masyarakat. Stratifikasi adalah pengelompokan sosial secara vertikal atau bertingkat , dasar yang dilihat dalam stratifikasi sosial adalah : kekayaan , kekuasaan , pendidikan dan keturunan.
Dalam hal ini , yang menjadi msalah adalah dalam wujud stratifikasi sosial yaitu ekonomi : kelas atas yaitu terdiri dari kelompok orang-orang yang leluasa dapat memenuhi kebutuhan hidupnya, bahkan secara berlebihan . Kelas menengah yaitu kelompok orang yang berkecukupan , kelas bawah yaitu kelas yang masih belum dapat memenuhi kebutuhan hidup mereka.
Menurut pendapat saya, stratifikasi sosial sangat mempengaruhi masyarakat dalam bidang kekayaan yang kemudian akan menyangkut pada bidang perekonomian , karena banyaknya kebutuhan hidup yang semakin lama, semakin hari semakin banyak .misalnya dalam contoh pada masyarakat di Tungkak Sorotan kerap memakai sistem pinjam-meminjam untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, karena disebabkan oleh banyaknya kaum menengah kebawah pada masyarakat tersebut. Dan adanya pengaruh strata pada masyarakat Tungkak Sorotan, Yang hal itu sangat penting guna mempertahankan status. Pemikiran semacam ini sangat mungkin dipengaruhi paham kapitalisme.
Solusi kami adalah bagaimana cara masyarakat setempat menghilangkan rasa ingin memiliki sesuatu lebih dari yang lain dengan cara yang tidak baik . Meskipun terdengar biasa, namun kebiasaan meminjam uang yang selalu dilakukan pada masyarakat Tungak Sorotan akan menjadi kebiasaan yang buruk dan mungkin bisa menyusahkan pihak setempat dan mungkin pada masyarakat lainnya juga . Perlu diketahui bahwa dengan meminjam uang untuk menaikkan strata seseorang sama saja dengan memalsukan atau membeli ”status”. Pemerintah harusnya lebih memperhatikan mengenai pendidikan bangsa Indonesia agar kedepannya dapat mencetak SDA(Sumber Daya Alam) yang berkualitas dan diharapkan akan mengurangi tingkat kemiskinan . Dengan adanya suatu perubahan tersebut, Masyrakat Tungkak Sorotan tidak akan terdorong untuk pinjam-meminjam lagi karena masyrakat tersebut sudah tidak lagi berada pada kaum menengah kebawah (hampir seluruh Masyarakat Tungkak Sorotan berkaum menengah kebawah).